Minggu, 16 April 2017

Kepada yang bisa mendengar sampai yang tuli

Jumat bersama senja, dua puluh empat Februari lalu.
Sendirian, meratap sambil menikmati aroma kopi.
Sanubari beriak bergejolak bagai api.
Dalam hati bergumam "Apa harus kuteriaki layaknya anarki?"
Kepada yang bisa mendengar sampai yang tuli.

Belajar enggan, berpolitik buta sekali.
Nilai bau basi, gerakan pun mati.
Berkata seolah membumi.
Sikap tak tertanda seperti ahli.
Terpaku hanya berdiam diri.
Bersandang bagai "Maha" sedang tujuan pun tiada.
Kutanya apa mau si hati.
Namun hanya "entah" yang membersamai diri.
Hanya jawaban tiada berarti.
Menemani senja bersama hangat kopi yang menutup cerita hari itu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar