Kamis, 27 April 2017

Karena aku seorang pemikir~

Aku melihat seseorang yang sepuh nan teguh.
Berjalan dengan tunduk tanpa mengeluh.
Menjejak tanpa ragu dan semakin menjauh.
Parasnya menegaskan tak seperti insan yang angkuh.

Kuamati beliau yang menurutku "tampak" fakir.
Jalannya nampak seperti sambil berpikir.
Geraknya juga sambil berpikir.
Bernapas pun selalu tampak berpikir.
Lama-lama kutersadar bahwa jiwaku yang kikir.
TIDAK, TERNYATA BELIAU TAK FAKIR!

Berjalannya adalah sambil berpikir kemana arah jiwa dan raganya dibawa tuk menuju sesuatu yang disebut "kemuliaan".
Geraknya berpikir untuk melakukan perubahan dan kebermanfaatan seperti apa ke depan.
Bernapasnya adalah memikirkan kematian, ya. Kematian bisa datang kapan saja, entah kapan amanah ruh ini akan diambil kembali.

Ada orang yang terlihat cerdas namun tak begitu berilmu.
Ada yang biasa saja namun begitu berilmu.
Aku yang mana? Tidak, jangan-jangan lebih buruk dari dua pernyataan itu.
Bukan karena aku tak cerdas.
Bukan karena aku tak berilmu.
Tapi mungkin karena aku kurang "berpikir".

Sedikit diberi nikmat kecerdasan saja aku sudah terlena.
Sedikit ilmu yang hanya bagai satu tetes air dibanding air di lautan saja aku sudah sombong.
Katanya padi semakin berisi semakin merunduk, apakah harus menjadi seorang yang sepuh dulu baru dikatakan padi yang berisi?
Lalu, seorang pemuda sepertiku harus apa? 
Ya mungkin harus selalu berpikir, karena aku seorang pemikir~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar