Pagi
itu, hembusan angin segar bagian barat kota Surabaya terasa tak sejuk. Tak
seperti biasanya. Aku menatap jam tanganku, lalu berjalan gontai ke kamar mandi
tuk membersihkan diri. Pakaianku telah tertata rapi, tertumpuk dalam sebuah
koper persegi. Deru mesin sudah menungguku, yang masih sibuk menciumi punggung
telapak tangan sang bunda tercinta. Aku berangkat dengan perasaan yang tak
begitu bersemangat, tapi juga tak bersedih.
Beberapa
menit kemudian, tibalah aku di stasiun Gubeng yang terletak tak jauh dari
kampus tempatku menimba ilmu. Aku turun dan berpamitan dengan ayahku. Kubawa
koper ini menuju stasiun. Aku mencari susu dan roti untuk mengganjal perutku
yang belum terisi karena tak sempat sarapan. Kopi di pagi hari bukan ide yang
baik, pikirku. Rokok jelas juga bukan pilihan tuk menemaniku. Never.
Waktu
sudah berjalan sekitar 60 menit, temanku baru datang. Kusambut mereka dengan
makian mesra, karena mereka semua datang “tepat waktu”. Aku saja yang terlalu
awal. Kami menunggu kereta beberapa saat, kami pun bergegas memasukkan koper setelah
kereta datang pukul 9 lebih 10 menit.
Kami
tiba di tempat tujuan setelah melalui perjalanan yang memakan waktu kurang
lebih 6x60 menit. Perjalanan ini menyebabkan pinggang dan punggung kaku. Iya, menurutku
perjalanan panjang dengan kereta merupakan sebuah pertarungan. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar