Minggu, 18 Februari 2018

Jihad di JalanMu

       Jalanku tiba-tiba terasa berat, tiada waktuku yang kulalui dengan terasa nikmat. Kebebasan seolah tak mau menghijabi jiwa ini. Rasanya terlalu lama aku tersungkur dalam kejenuhan pikiran. Lelah fisik maupun batin, tak henti-hentinya hinggap pada pribadi yang lemah ini. Lama-kelamaan terpikir olehku, bagaimana cara untuk menikmati hidup jika aku terus begini? Bagaimana aku bisa berfokus pada ibadah jika hidupku terasa berat dan tak bisa kunikmati? 
      Perlahan, perlahan, masih perlahan, dan tetap perlahan aku menjelajahi tiap momen dalam hidupku menggunakan akal pikiran. Rupa-rupanya ada sesuatu yang lama belum kukenal, setelah tahu nama itu maka hidupku mulai berubah. Sesuatu yang baru kukenal itu bernama jihad. Entah kenapa, setiap yang kulakukan terasa sia-sia sebelum aku mengenal kata itu. Mengerti makna jihad memberiku rasa nyaman, setidaknya berusaha itu tak ada yang sia-sia. Lelah belajar maupun bekerja tidak ada yang tidak mendapat ganjaran. Hilang rasanya pikiran yang selama ini hanya mengeluh, menagih, dan tak kenal bersyukur.   
       Kuncinya diawali dengan niat yang lurus, setelah itu yakinlah bahwa usaha yang dilakukan Lillahi ta’ala, yang ikhlas hanya karenaNya pasti akan mendapat balasan kebaikan yang besar. Jenuhnya belajar, lelahnya bekerja, dan sakitnya proses berusaha untuk menggapai semua itu insyaAllah akan bermanfaat untuk diri kita apabila kita jalani dengan ikhlas disertai sabar untuk menggapai ridhoNya. Memasuki ujung semester perkuliahan ini, semakin banyak cobaan yang harus kuhadapi. Itu semua tentunya terasa sulit sampai jihad ini bisa termaknai dengan sempurna di hati dan pikiranku. Bukankah tiada suatu kelelahan di jalan Allah, melainkan nantinya rasa lelah itulah yang akan menjadi penghapus dosa dan akan menjadi amal baik kita kelak saat kita dimintai pertanggungjawaban kehidupan di dunia? Ya Allah, ridhoilah hambamu ini untuk berjihad di jalanMu...
'2 Jumadal Akhir 1439 H'

Sabtu, 17 Februari 2018

Pesta Pemikiran

Aku sering berpikir
Berpikir tentang sesuatu
Sesuatu yang itu seharusnya
Seharusnya tak disentuh pemikir

Tetapi...

Aku bingung
Bingung sekali denganmu
Denganmu, kubisa jelajahi tiap jengkal
Jengkal yang tak pernah bisa bebas dari sorot

Sorot itu dapat menggambarkan
Menggambarkan banyak buah-buah arti
Arti-arti yang sangat dalam di setiap momen
Momen berharga yang tersaji dalam kehidupan

Sebaiknya kau jangan terlalu
Terlalu sering untuk digunakan
Digunakan untuk selalu membuatku
Membuatku masuk terlena semakin dalam

Dalam untuk tenggelam
Tenggelam dalam nikmatnya kehidupan dunia
Dunia yang hanya sesaat
Sesaat saja, tolong selalu sempatkan untuk mengingatkan aku
Aku yang hanya hidup "cuma sebentar"

Usaha

Aku selalu mencoba serius
Walaupun masih tak becus
Masalahnya aku terlalu haus
Yang membuat imanku tergerus

Komitmenku mulai terhunus
Namun lagi-lagi pupus
Padahal menjaga dirimu dengan menjarak itu harus
Supaya nantinya tak ada yang hangus

Jumat, 16 Februari 2018

Menggoda si Merah Jambu

Jangan baca tulisanku
Aku malu
Dan kau pun tak akan mau tahu

Hai kau
Gadis berparas ayu
Maukah kau berdansa denganku
Sepertinya gimikmu malu-malu
Walau sebenarnya mau
Tapi tunggu dulu
Tadi aku cuma mengujimu
Mana mungkin aku segenit itu
Kucuma suka menggodamu
Nanti saja kita habiskan waktu di sendang biru
Sambil kuambilkan kelapa untuk kau minum bersamaku
Tentunya saat kusudah menghalalkanmu
Sementara kau menunggu, jagalah kesucianmu
Saat ini lebih baik kita jangan bertemu dulu
Jaga dirimu sampai tiba si waktu
Tak baik kumendahuluimu
Karena aku tak ingin hubungan yang semu
Tanpa sadar itu menzinaimu
Hal ini kulakukan beralasan sesuatu
Asal kau tahu
Ini karena aku mencintaimu
Si manis dengan bibir merah jambu

Kamis, 15 Februari 2018

Tempat yang Dirindukan

Simaklah tulisan ini sejenak. Khusus kupersembahkan untukmu, Saudaraku.

Mohon maaf, bukannya saya mengutuk keburukan karena adanya keindahan. Saya menyukai keindahan karena Tuhan saya dan utusanNya menyukai keindahan.
Mohon maaf, bukannya saya anti terhadap perkataan kotor karena hal tersebut banyak dinilai sebagai keburukan. Saya hanya “mencoba” berkata yang baik karena Tuhan saya dan utusanNya menyukai perkataan yang baik-baik.
Mohon maaf, saya tidak pernah diajari untuk menghina siapapun. Saya hanya diajari untuk tidak banyak tertawa, karena banyak tertawa dapat mematikan hati. Logika saya masih tergolong kurang hidup untuk mencari kebenaran, kebenaran yang sejati, kebenaran yang diridhoi, bukan pembenaran yang tidak diridhoi. Apa jadinya kalau logika saya nantinya mati, hati saya pun juga ikut mati. Saya hanya “mencoba” untuk menjaga agar logika dan hati saya dapat tetap hidup sebelum saya yang mati, agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
Mohon maaf jika terkadang saya terlalu asertif, tapi sikap ini hanya didasari karena dalamnya kepedulian dan cinta. Kepedulian dan cinta yang orientasinya tidak hanya untuk di dunia.
Kalau saya salah, tolong selalu diingatkan supaya selalu kembali pada jalan kebaikan.
Bukannya kita menunggu dan berharap untuk berada di tempat yang penuh keindahan itu? Kalau orang bilang, “waktu adalah senjata terkuat untuk menghapuskan keindahan”, maka saya sangat tidak setuju. Menurut saya, waktu adalah senjata terkuat untuk mempersatukan kita di keindahan sejati yang sesungguhnya. Saya harap, kita dapat dibersamakan di tempat yang dirindukan itu, Saudaraku. Semoga.
(Aldo L. Arief)
'30 Jumadal Awwal 1439 H'

Rabu, 14 Februari 2018

Coretan Orang Lusuh



“Saya tidak terlalu suka cabai, karena rasanya pedas dan menyakitkan. Saya lebih menyukai jamu, karena walaupun pahit tetapi dapat menyehatkan”
.
Tulisan lama pada foto di atas yang sering saya baca berulang kali sampai tuntas, selalu saja mengena di hati dan pikiran saya. Maknanya selalu tajam dan membekas karena menancap dalam di sukma keapatisan ini. Najwa Shihab memang jago membombardir saya lewat tulisan maupun perkataan. Saya menyoroti “kontribusi” dalam hal ini, bukannya saya tidak pernah berusaha untuk berkontribusi, hanya saja saya ingin para intelek muda yang membaca ini nantinya dapat lebih maksimal dalam menjalani hidupnya sebagai seorang “mahasiswa”. Saya yang saat ini (merasa) sebagai mahasiswa semester akhir (semoga saja memang yang terakhir), merasa kurang berkontribusi dalam hal apapun dan kepada siapapun sewaktu menjadi mahasiswa selama ini. Waktu adalah pembunuh yang membatasi saya, mirisnya waktu tak bisa diulang dan “penyesalan” tidak pernah tidak ikut mengiringi jalannya sang waktu. Kalaupun saya bisa mengulang waktu yang tercecer, ya mungkin belum pasti rekam jejak saya akan menjadi sempurna, tapi pasti saya akan berusaha lebih. Tapi, daripada kurang puas atau menyesal dan mengeluarkan omong kosong seperti ini nantinya, saya himbau kepada mahasiswa yang masih punya banyak waktu, untuk berkontribusi sebanyak-banyaknya kepada diri sendiri, orang lain, maupun tempat dimana Anda berada. Jika mahasiswa belum mempunyai niat dan semangat untuk “berkontribusi”, bahkan tidak sempat terpikir dalam benaknya, maka ruh mahasiswanya mungkin sudah tercabut dari raga berbatin keras itu. Kontribusi memang tidak harus saat menjadi mahasiswa saja, tapi mahasiswa punya akses dan kesempatan yang besar untuk “berkontribusi”.
.
Mau nyanggah dengan secangkir kopi boleh, tapi tidak untuk teman si kopi. Tempatmu tidak ada di sini. Bukannya saya menganggap buruk, saya menganggapnya baik kok karena beberapa dari Anda bisa senang dengan itu, hanya saja kerabat saya pernah sakit bahkan meninggal karena si rok*k, dan keluarga serta teman dekat wanita saya (berharap kalau saya bisa punya) juga tidak setuju jika saya bermesraan dan bercumbu dengan rok*k.
.
Kalau ingin berpikir untuk mengetik pernyataan yang bersifat tidak setuju dengan nilai yang ada pada tulisan ini, bisa disampaikan langsung dan nanti akan saya konsultasikan ke beberapa dosen yang saya kenal untuk menanyakan bagaimana seharusnya pembenaran (eh kebenaran maksudnya) nilai kehidupan yang nantinya pendapat lain itu akan saya berikan kepada Anda dan Anda pun boleh ikut, kalau berani. Karena sepertinya jika dilihat dari pandangan Anda, mahasiswa seperti saya selalu salah dan hanya dosen yang benar (atau dosen Anda anggap benar karena Anda tidak mampu berargumen lain, atau karena Anda hanya berani ngomong kesalahan di belakang).
.
Ngomong-ngomong, kalau penasaran tentang gambaran dan cara kontribusi yang dimaksud seperti apa, silakan mencoba untuk menggunakan senjata andalan Anda yang sering Anda gunakan untuk membela argumen diri sendiri dari guncangan orang lain, yang sering Anda gunakan untuk mencari kebenaran maupun pembenaran, senjata yang sering Anda bangga-banggakan untuk menolak kebenaran sejati saat kebenaran itu datang kepada Anda (akal). Silakan berpikir.
.
“Saya memelihara Ibu kucing dan beberapa anaknya, walaupun anaknya bertengkar dengan kucing liar yang warna bulunya sama persis, wajah yang juga terlihat sama pun, tetap bisa mengetahui yang mana anaknya dan mana yang harus dibela”

Senin, 12 Februari 2018

Ada Apa Lagi?

Ada apa lagi?
Umat kok kacau
Ada apa lagi?
Dimana mana kok saru
Ada apa lagi?
Di sana sini kok menggerutu
Ada apa lagi?
Masak harus kuturuti semua maumu

Daripada bingung dalam dilema
Aku mau menulis sesuatu
Yang kau belum tentu suka
Tapi kubersumpah atas ketulusan kalbuku

Pagi ini cerah
Senjata telah tersiapkan
Lihatlah, si kertas memancar dengan penuh gairah
Sang pena sudah bersiap tuk menggoreskan

Tiap maha bersiap menuntut ilmu
Ikat sepatu mereka kencangkan
Bersiap menitih sejarah baru
Pamit orang tua jangan dilupakan

Semoga semangat belajar
Jangan lupa amanah utama
Jika ada halangan jangan gentar
Karena kalian penerus bangsa

Biar hari esok
Indonesia tidak terus begini
Biar hari esok
Kesedihan tidak terus terpatri

Minggu, 04 Februari 2018

Kegelapan di Sudut Sana

Dialah manusia termulia
Pembawa risalah dari Tuhannya
Penghilang gundah gulana
Penyebab rindu pengikut setianya

Jika ingin lurus maka pelajari ajarannya
Tetapi, jangan lupa mengamalkannya
Karena itu sebagai penyejuk jiwa
Menenangkan yang gegap gempita

Dengannya bersemilah takwa
Mengiringi liarnya logika
Semua tersirami dengan cahaya
Kecuali, kegelapan di sudut sana...