Sabtu, 08 September 2018

Bismillah

Saat nasihat dianggap muslihat..
Saat bicara dianggap durhaka..
Tetapi,
Mohon maaf sebelumnya, saya hanya berniat berbagi, insyaaAllah yang ini sudah berusaha dilakukan, dan tidak berniat yang lain, terpenting semoga tidak ada yang tersakiti. Semoga selepas ini, kelak tak ada tuntutan menegangkan yang terjadi pada saya. Beberapa hari kemarin ada pelajaran tentang amal jariyah, yaitu perbuatan baik yang pahalanya terus mengalir walaupun orang itu tidak melakukan perbuatan baik atau walaupun sudah meninggal sekalipun. Waktu itu temanya sosmed, membahas tentang wanita yang menyebar foto dengan tidak menutup aurat, apalagi yang tampak menggoda dan disebar di sosial media. Biasanya hal begini identik dengan wanita. Saya yang dangkal ilmu, menyindir teman wanita saya.
“Hayo kamu, bahaya lho fotomu. Hati-hati, haha”.
Saya langsung ditegur yang lain, “hey kamu (Aldo), jangan pikir dirimu bebas dari dosa macam itu. Coba cek sosmedmu!”.
Setelah saya cek, walaupun saya tak menyebar foto diri yang tak menutup aurat di sosmed, ternyata banyak foto saya bersama teman saya yang tidak menutup aurat. Ternyata itu maksudnya, saya seketika itu langsung resah. Sempat terpikir, eman juga menghapus foto yang banyak jumlah likenya. Jumlah like/love kan bisa melambangkan tingkat popularitas, apalagi foto dengan jumlah like paling tinggi di antara postingan lain, kan eman kalau dihapus. Tapi saya percaya, akan ada ganti yang lebih baik. Setelah selesai berpikir bulat, langsung saya hapus foto bareng teman yang tak mengenakan pakaian sesuai syariat, yang saya sebar di akun media sosial. Saya diingatkan, karena selain adanya amal jariyah, ada juga dosa jariyah (dosa yang terus mengalir walaupun kita tidak berbuat dan akan dipertanggungjawabkan walau kita sudah meninggal sekalipun). Meskipun diri kita aman, belum tentu foto kita dengan orang lain yang kita sebar di sosial media sudah dijamin bebas dari pertanggungjawaban, dan kita yang turut menyebarkan foto tersebut, akan dihisab juga kelak. Memang sih, walaupun kita sering melakukan dan tak bisa lepas dari dosa, setidaknya jangan beri peluang diri kita untuk menumpuk dosa dengan cara seperti ini. Ibaratnya, seperti orang yang mengatakan merokok tak merokok pun mati. Orang yang sudah sakit akut akibat rokok tuh pasti ingin sembuh, sama seperti orang yang sedang meregang nyawa di rumah sakit, mereka masih hidup tapi mereka tidak ingin sakit bro, mereka ingin sembuh. Tak pantas jika kita yang berpangkat atau berpendidikan tinggi berpikiran rendah semacam ini. Pelajaran penting lain yang harus orang ambil dari kekurangan saya, yaitu saat di rumah jangan lupa dandan dulu, merapikan diri, “ngaca”, pastikan semuanya beres dulu, sebelum benar-benar “keluar” untuk berinteraksi dengan orang lain.
#RenunganBersama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar