.
Begitu pula tujuan utama seorang sarjana, terlalu rendahan jika “hanya” menetapkan lulus kuliah ingin mendapatkan dan berbangga-banggaan dengan cap ipk tinggi, banyak penghargaan lomba, atau diakui sebagai mantan petinggi organisasi. Bukannya hal-hal tersebut tidak penting, ipk tinggi dkk itu penting dan wajib harus kita targetkan, tapi jangan salah mengutamakan prioritas tujuan dan malah mengabaikan tuntutan dasar pada gelar sarjana. Seorang sarjana tentu telah melewati tahun yang panjang untuk sekolah serta menghabiskan uang yang banyak untuk membayar biaya sekolah. Berapa tahun kita sekolah? Mulai dari TK, SD, SMP, SMA, atau jenjang pendidikan yang sederajat sampai kuliah sekalipun, coba hitung berapa hari kita ditempa dan berapa banyak uang yang keluar.
TK diajari guru, SD, SMP, SMA juga diajari guru yang pintar dan kompeten di bidangnya, kuliah diajari dosen lulusan S2, S3, sampai profesor, dari pengajar lulusan dalam negeri sampai luar negeri sekalipun, dan mereka juga termasuk orang-orang yang kompeten di bidangnya. Lalu kita tidak meresap pelajaran dari mereka sehingga menjadikan diri ini pribadi lebih baik? Butuh diajar orang seperti apa lagi supaya kita bisa menjadi lebih baik?
Dan lagi, kalau sampai saat ini juga, kenikmatan diberi kesempatan sekolah bertahun-tahun tidak bisa menjadikan kita setidaknya sebagai pribadi yang bermoral, kalau berjuta-juta harta yang tergelontorkan untuk menyokong pendidikan kita selama ini tidak menjadikan kita sebagai pribadi yang lebih baik, maka butuh berapa tahun dan berapa banyak materi lagi untuk membentuk kita menjadi pribadi yang baik?
.
Excellence with Morality, begitu besar kan Pak Rektor, harapan yang Anda inginkan untuk lulusan UNAIR? Sudah lama tak berkunjung ke sana, semoga suatu hari bisa ke rumah Bapak lagi seperti dulu..
.Terima kasih UNAIR dan FPK UNAIR.
'20 Al-Muharram 1440 H’