Sabtu, 21 Juli 2018

Dosa yang Didustakan

              Dosa adalah hal yang ingin dihindari manusia. Secara fitroh, manusia lahir tanpa dosa dan saat mati pun pasti berharap dosa-dosa yang pernah diperbuat akan diampuni. Tak sedikit dari umat manusia yang pastinya pernah terjerembab melakukan perbuatan dosa. Guru-guru alim ulama kita pun pasti pernah melakukan dosa, tak terkecuali kita yang juga berlumur dosa dan selalu mengharap ampunan-Nya.
            Berbicara tentang dosa, banyak orang yang remeh terhadap tingkatannya. Orang hanya memandang dosa seperti membunuh, riba, durhaka kepada orang tua, tidak sholat, dan lain-lain. Wajar jika orang takut melakukan hal tersebut karena memang termasuk dosa besar. Tetapi jangankan dosa kecil, dosa besar saja banyak yang berani dilanggar. Dosa besar masih beruntung lebih menakutkan jika dilakukan karena ancamannya besar, selain ancaman dari Allah, belum lagi manusia juga takut melakukan dosa besar karena takut adanya cemoohan dari manusia. Dosa kecil mungkin selalu tidak terlihat, tetapi sangat memungkinkan seiring bertambahnnya waktu, perlahan bisa menumpuk menjadi dosa besar yang dapat menjerumuskan kita ke dalam neraka.
            Rokok. Ya, rokok. “Lho tapi kan zaman nabi tidak ada?” “Dalil di Al-Quran mana?” “Haditsnya mana?” “Lho, kan tembakau ciptaan Allah? Anda menghinakan ciptaan Allah?” Lepaskan saja akal kita jika masih berpikiran seperti itu, apa gunanya akal? Apakah akal hanya untuk menciptakan pembodohan saja? Lebih baik mati saja kita sebagai manusia apabila tak berusaha menggunakan akal dengan benar. Apa bedanya kita dengan hewan jika kita tak dapat menggunakan akal dengan baik? Selebihnya kita hanya seperti hewan yang dikuasai nafsu.
Semua di dunia ini memang ciptaan Allah, tetapi ada batasan yang menjadi ujian bagi kita. Jika masih berdalih, “semua yang diciptakan Allah pasti ada manfaatnya”, lalu kenapa Anda tidak makan tikus saja dan meminum air comberan di kali? Kenapa tidak ganti saja kue-kue cokelat favorit Anda dengan tanah? Pastinya kita tahu bahwa ada batasan, mana yang baik bagi kita dan mana yang harus dihindari. Masalah ada dan tidaknya contoh di zaman nabi, ya karena memang ini hal baru dan dunia selalu mengalami pengembangan. Melihat dunia harus dengan dasar batasan larangan, melakukan ibadah caranya harus berdasarkan contoh. Apabila melihat sesuatu yang haram di masa kini, jelas saja pasti banyak yang tidak ditemukan di zaman dahulu. Masalah larangan di Al-Quran dan hadits, bukankah di Q.S. Al-A’raf ayat 157 menjelaskan bahwa segala yang baik adalah halal dan diharamkan segala yang buruk? Q.S. Al-Isra’ ayat 27 pun menjelaskan bahwa pemboros adalah teman setan. Hadits nabi? Pastilah Nabi kita Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah seorang yang cinta kebaikan dan menyuruh kita untuk menjauhi hal-hal yang buruk dan merugikan.
            Merokok adalah perbuatan yang mubadzir, termasuk pemborosan, dan merupakan hal tidak bermanfaat. Mengonsumsinya adalah merugikan diri sendiri, mengotori lingkungan, dan mengganggu orang lain di sekitar. Pemborosan uang untuk hal tidak bermanfaat adalah teman setan, jelas perbuatan dosa. Lebih baik, uang kita digunakan untuk beramal. Apa jawaban kita saat hisab kelak, jika banyak saudara kita yang kesusahan namun harta yang Allah titipkan pada kita justru hanya kita buang-buang dengan percuma? Mengotori lingkungan adalah dampak buruk rokok, selain asapnya yang mengotori udara, pernah ada yang melihat perokok membuang putung di tempat sampah dengan rapi, santun, dan terkondisikan? Kebanyakan dilempar, diinjak, dibuang ke selokan, lubang, atau sembarang tempat. Mengganggu orang. Mengotori lingkungan. Terkadang karena terlalu briliannya akal kita, hal seperti ini tidak terpikirkan. Pernahkah Anda diganggu orang dengan cemoohan atau gangguan kecil secara fisik yang tidak Anda sukai? Tenang, perbuatan baik sekecil apapun ada balasannya. Begitupun juga dengan perbuatan buruk. Ada orang meludah sembarangan, tiba-tiba terinjak oleh orang lain sampai orang lain itu jengkel, tunggu saja imbasnya. Anda membuang sampah sembarangan secara sering selama bertahun-tahun, lalu sampah Anda berkontribusi besar terhadap banjir bandang yang terjadi di dekat pemukiman Anda, hati-hati, hisab menunggu. Dosa kecil dari membuang sampah sembarangan, yang merugikan kemaslahatan orang banyak, bisa saja menjadi dosa besar yang tidak Anda sadari. Begitupun orang yang terganggu asap rokok dari Anda, jika orang itu mengumpat dalam hati, tunggu saja tanggungjawab saat hisab Anda kelak. Apalagi jika Anda melakukan hal seperti itu selama bertahun-tahun. Tidak percaya rokok itu buruk dan merugikan? Coba saja sebul asap rokok ke bayi atau dokter di rumah sakit, kalau Anda masih dianggap waras dan masih dianggap manusia, coba tanya pada orang tua yang bayinya Anda sebul rokok, dan juga dokter di rumah sakit yang Anda sebulkan asap rokok, begini, “Kenapa merokok itu dilarang ya Pak/Bu?”

            “Manusia suka menganggap remeh, hal besar yang tampak sangat ditakuti, tetapi hal kecil yang batil sering mereka abaikan hingga akhirnya kebatilan yang kecil namun sering mereka lakukan, lama-lama menggunung dan menjatuhkan mereka sendiri ke lubang kekelaman”